Aktivis Mahasiswa dan Pegiat Literasi BAKUHANTAM Abdul Aziz Nurul Kamilin mengatakan literasi harus kita budayakan dan ruang-ruang diskusi harus diadakan secara masif, apalagi mahasiswa sebagai agent of change literasi harus menjadi sarapan atau makanan sehari-hari. Berawal dari inisiatif beberapa teman mahasiswa di kampus, mereka membuat suatu gerakan atau Komunitas BAKUHANTAM yaitu singkatan dari Baca Buku Hanya Satu Jam yangmana mereka membiasakan diri untuk membaca dan berdiskusi.
“BAKUHANTAM singkatan dari baca buku hanya satu jam, nama gerakan tersebut kita pilih sebagai jargon dan kesemangatan, perlu adanya ruang –ruang baca dan diskusi diciptakan secara masif. Kita mencoba membuat suasana baru dilingkungan kampus walaupun sejatinya perpustakaan sudah tersedia di kampus” ungkap Abdul Aziz.
Secara konsisten BAKUHANTAM membuka lapak buku di lingkungan kampus Universitas Siliwangi di hari Rabu, Mahasiswa dipersilahkan untuk sekedar membaca atau meminjam buku dan atau hanya mengikuti diskusi saja.
“kita kegiatannya sederhana, membaca buku dan diskusi. Lapak buku sebagai fasilitas saja bagi mahasiswa yang hendak mencari bahan literasi” tambah Abdul Aziz.
Adanya Gerakan literasi tersebut, tentunya didukung oleh staff akademik kampus terutama dosen UNSIL terutama dosen karena bernilai positif bagi mahasiswa. Tidak mudah dalam mengawalinya, di BAKUHANTAM cukup kesulitan dalam mengumpulkan buku sebagai bahan literasi.
“kita, cukup kesulitan dalam mendapatkan buku. tapi bersyukur ada sebagian dosen dan mahasiswa yang mendonasikan untuk BAKUHANTAM” Lanjut Abdul Aziz.
